Teori Gembel : Pekerjaan dan Rasa Trauma
Jebakan
Waktu
Di hari pertama anda mendapatkan pekerjaan,itu
perasaan yang sangat menyenangkan.Bulan-bulan pertama diisi dengan kerja keras
dan keuletan,bagaikan Spongebob yang bekerja di Krusty Krab.
Sampai tahun demi tahun berlalu,dan anda menyadari
waktu begitu cepat berlari.Anda menengok ke wajah-wajah buruh dengan masa kerja
puluhan tahun,tersimpan kekecewaan yang terpendam.
Anda memposisikan diri sebagai mereka,mengalami
tahun-tahun yang mereka alami,mengulangi ribuan hari yang sudah mereka
ulangi.Lalu melihat sosok anak muda menatap anda dari kejauhan,membayangkan apa
yang saat ini anda bayangkan.
Sifat
Konsumtif
Ketidaksadaran diri atas posisi lemah yang saat ini
sedang mereka alami.Membuat mereka berusaha menunjukkan bahwa diri mereka mampu
membeli barang-barang ‘mewah’ yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan.
Sifat itu hadir dari rasa frustasi karena tak mampu
menemukan kepuasan pribadi dalam pekerjaanya.Kapitalisme menciptakan kebutuhan-kebutuhan
semu yang harus mereka capai,agar setidaknya bisa ‘setara’ dengan teman-teman
mereka.
Mereka seakan kehilangan prinsip pribadi yang
merupakan suara hati terdalam.Prinsip yang seharusnya dipegang secara teguh dan
mantab,dibiarkan mengalir begitu saja mengikuti arus ‘mayoritas’.
Bukan tidak mampu,bukan tidak kuat,tapi karena
takut.Mereka mengutuk diri sendiri untuk selamanya terjebak di lubang buaya
ini,setidaknya sampai mati.
Hiburan
dan Rasa Trauma
Itulah sebabnya di waktu luang,mereka para buruh
mudah tergiur oleh tawaran maut para penjual dan jasa hiburan.Mereka membeli
sesuatu bukan karena butuh,tetapi sebagai kompensasi atas frustasi dan trauma
yang dialami selama bekerja keras di perusahaan.
Dari sudut pandang mereka,dunia kerja selalu
bersifat destruktif bagi individu,suatu belenggu dan tekanan.Sehingga dunia
non-kerja menjadi semacam pelarian,dunia waktu-senggang,dan kenikmatan alami.
Itu terjadi selama bertahun-tahun setiap
harinya.Sampai mereka tidak sadar telah menjadi budak kapitalisme modern.
Komentar
Posting Komentar